Sabtu, 28 Januari 2012

Renungan

dalam bahagia Allah menyisipkan duka, agar kita tahu ada hikmah di balik sekaan air mata. Dalam harapan Allah menyisipkan keresahan agar kita sadar untuk mengiringi do'a dengan penuh pasrah dalam Perjuangan pun Allah meletakkan kelelahan agar kita ingat betapa mahalnya keistiqomahan..... Allah menciptakan sesuatu tanpa sia-sia..... Positive thinking..... Semangat

Jumat, 20 Januari 2012

BELAJAR

Belajar bersyukur meski tak cukup
Belajar ikhlas meski tak rela
Belajar taat meski berat
Belajar memahami meski tak sehati
Belajar sabar meski terbebani
Belajar setia meski tergoda
Belajar memberi meski tak seberapa
Belajar mengasihi meski disakiti
Belajar tenang meski gelisah
Belajar percaya meski dalam tekanan sampai suatu saat membuat semuanya indah pada waktunya
Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin.....amiin. :


)

Kamis, 19 Januari 2012

Perjuangan





Hidup adalah perjuangan ...perjuangan dari sperma ayah
perjuangan untuk berkembang dalam rahim ibu...
Perjuangan untuk keluar dari perut ibu...
perjuangan menghadapidunia nyata
sampai perjuangan untuk masuk surga

Tetap semangat dan terus berjuang untuk menjadi perawat yang profesional, dimanapun berada.......

Perjuangan



Perjuangan, kerjakeras, jerih payah, luka dan pengorbanan akan menjelma menjadi Kesuksesan.....Amiin.....Awali hari dengan berdo'a .....Bismillah

KESETIAAN



Seseorang yang istimewa bukan yang selalu ada didepan mata, dan bukan juga yang senantiasa disisi kita, tapi dia yang setia dihati dan mengingat kita dalam setiap bisikan doanya.....:)

Selasa, 17 Januari 2012

SYUKUR



Janganlah menelantarkan yang telah kau miliki, hanya karena yang kau inginkan lebih baik daripadanya.

Sesuatu yang megah tapi yang belum kau miliki, tidak bisa mengalahkan kesederhanaan yang telah kau miliki.

Syukurilah apa pun yang telah ada padamu.
...
Kesederhanaan yang kau syukuri, adalah pembuka aliran nikmat Tuhan yang lebih besar lagi.

- Mario Teguh

Menjaga Diri



(Untuk menjaga hati kita)
1.Menjaga mata
Dengan Menutup rapat-rapat Aurat kita . . .
“Wahai Asma’ sesungguhnya perempuan itu bila telah dewasa tidak layak kelihatan darinya kecuali ini dan ini (sembari beliau menunjuk ke wajah dan kedua telapak tangan beliau)” (HR Abu Daud)
“… janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya …” (An-Nur : 31)
2.Menjaga Suara
Maka jagalah dengan tidak mendayu-dayukan suara
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya[1214] dan ucapkanlah perkataan yang baik, (Al Ahzab : 32)
3.Menjaga dari bau2an
Wanita mana saja yang memakai haruman kemudian keluar dan lewat di muka orang banyak agar mereka mendapati baunya, maka dia adalah pezina (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
So . . .
Jaga diri dari 2 bau yang memabukkan
4.Menjaga pergaulan
“Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita bukan Mahramnya …”
(HR Bukhori dan Muslim)

Kamis, 12 Januari 2012

Makna dan Gerakan Sholat

Berdiri tegak menghadap kiblat
Menghadapkan jiwa raga kepada satu Dzat Yang Maha Esa dan Maha Segalanya.Lambang penyerahan diri secara total kepada Allah SWT.
Takbiratul ihramTakbiratul Ihram berasal dari dua kata : Takbir (ucapan Allahu Akbar) dan Ihram (pengharaman), ketika dua kalimat ini digabung maka bermakna : Ucapan takbir yg memulai pengharaman dari melakukan hal hal yg dilarang dalam shalat. Seperti makan, minum, berbicara kpd selain Allah dan Rasul saw dan hal hal yg diajarkan Rasul saw sebagai mubthilat (yg membatalkan) shalat.
Bersedekap
Sedekap ini bukan merupakan rukun shalat, bila tak dikerjakan tak membatalkan shalat, yg merupakan rukun adalah berdiri dalam shalat wajib bagi yg mampu dan membaca Fatihah padanya
Ruku
Lambang hormat dan mengagungkan Dzat Yang Maha Kuasa serta mengingatkan kelemahan dan ketidakberdayaan diri kita.
Ruku secara bahasa adalah menundukSecara Syar;an adalah menundukkan badan hingga kedua telapak tanganna meraih/bersandar pada kedua lututnya, dan bahwa Ruku;nya Rasul saw itu tepat dalam posisi 90 derajat, hingga andai ditaruh sebuah gelas dipunggungnya niscaya tak tumpah, menunjukkan lurusnya posisi punggung beliau dalam 90 derajat

I’tidal
Secara bahasa adalah tegak lurus
Secara syar?an adalah tegak berdiri kembali ke posisi semula sebelum ruku;
Sujud
Lambang ketundukan dan kepasrahan secara total kepada AllahSWT. Karenanya diharamkan sujud kecuali kepada-Nya.
Pengulangan sujud dua kali
Sujud pertama mengingatkan asal-usul manusia yang diciptakan dari tanah, dan sujud kedua mengingatkan akhir perjalanan hidup manusia (cepat atau lambat) pasti kembali ke dalam tanah.Dari tanah kamu sekalian Kami ciptakan, ke dalam tanah Kami kembalikan, dan dari dalam tanah pula Kami keluarkan lagi kamu sekalian.” (Q.S. 20:55).
Secara bahasa adalah merendahkan diri serendah rendahnya
Secara syar;an adalah meletakkan 7 anggota sujudnya pada bumi tempat ia melakukan shalat, yaitu kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua kaki, dan Dahinya, dengan mengangkat belakang tubuhnya lebih tinggi dari posisi dahinya, melambangkan kerendahan yg serendah rendahnya atas dahi.
Duduk antara dua sujud secara bahasa adalah duduk sebagaimana yg kita fahami, dan secara syar?an pun demikian, duduk dalam posisi apapun yg disebut duduk tetap sah shalatnya, misalnya bersila, tetap sah shalatnya, dan sunnah adalah duduk dengan Iftirash dengan menegakkan telapak kaki kanan dan menghamparkan kaki kiri sebagaimana kita lihat orng yg melakukan duduk dalam shalat
Berulang-ulang sujud
Melambangkan penampilan 100% berbeda dengan syetan yang menolak sujud meskipun hanya 1 kali.
“Sesungguhnya seorang hamba itu sujud di hadapan Tuhannya syetan akan segera menyingkir sambil menangis.” (al-Hadits).
Tahiyatul
Tahiyyah secara bahasa adalah kemuliaan, secara syar?an adalah Salam kepada Allah, sebagaimana para sahabat mengucapkan salam pada Rasul saw, salam pd sesama muslim, merekapun mengucapkan salam kepada Allah, maka Rasul saw bersabda : ?Jangan ucapkan salam pd Allah, karena Allah adalah Assalaam, tapi ucapkanlah Attahiyyatu lillah; (Syarh Baijuri Bab Shalat)
Tasyahhud, secara bahasa adalah mengucapkan syahadat, secara syar;an adalah terbagi dua, Tasyahhud awwal dan Tasyahhud Akhir, tasyahhud awal adalah duduk setelah sujud kedua pd rakaat kedua, lalu membaca doa tasyahhud awal sebagaimana dijalankan oleh muslimin dan yg itu semua telah diajarkan oleh Rasul saw, demikian pula Tsyahhud Akhir, yaitu ucapan yg merupakan percakapan antara Allah dan Rasul saw di malam Mi’raj beliau, sebagaimana Rasul saw menceritakannya : aku bersujud dan berucap : ?Attahiyyatulmuba?dst.? Lalu Allah menjawab Assalaamu alaikua Ayyuhannabiyy.., lalu aku menjawab : Assalaamu alaina.., maka percakapan ini dijadikan kewajiban utk selalu diucapkan oleh setiap ummatnya, karena saat itu lah diwajibkannya shalat, maka shalat menyimpan rahasia kemuliaan Mi;raj beliau saw kepada Allah swt.
Menunjukkan jari ketika sedang tahiyat
Merupakan Ittiba; lirrasul saw (berpanut pd perbuatan Rasul saw)
Menoleh ke kanan dan ke kiri dengan ucapan salam
Lambang ikrar di hadapan Allah setelah beraudiensi dengan-Nya, bahwa kemanapun pergi harus senantiasa menebar salam (kedamaian), rahmat (kasih sayang), dan barakah (tambahan kebaikan) untuk siapapun dan bahkan untuk apapun, sesuai dengan misi Rasulullah saw.
“Dan Kami utus engkau hanya semata-mata untuk menebar
rahmat untuk alam semesta.” (Q.S. 921:107).
Salam adalah ucapan dari rukun shalat yg terakhir dg niat selesai dari shalat, ucapan salam yg pertama merupakan rukun shalat, dan salam yg kedua adalah sunnah, mengenai kpd siapa ucapan tersebut memang banyak khilaf, namun bukan itu daripada tujuan utama mengucapkan salam, karena tujuan utama dari salam dan seluruh gerakan shalat adalah Ittiba; lirrasul saw dengan landasan perintah Allah swt dengan puluhan ayat pd Al Qur;anulkarim yg memerintahkan kita taat kepada Rasul saw, dan mengikuti perintah beliau saw

Selasa, 10 Januari 2012

HIKMAH DAN KEUTAMAAN WUDHU'





Para pembaca yang mulia, wudhu' merupakan suatu amalan yang kerap kali kita lakukan. Tata caranya cukup ringkas dan praktis. Namun mengandung keutamaan yang besar. Sehingga tidak boleh kita memandangnya dengan sebelah mata. Karena seluruh syari'at yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terkandung padanya hikmah dan manfa'at. Allah subhanahu wata'ala berfirman (artinya):

"Sesungguhnya Allah tidak akan menganiaya (siapa pun) walau menzhalimi sekecil dzarrah (sekecil apapun), dan jika ada kebajikan walau sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan pahala yang besar." (An Nisaa': 40)

Seperti halnya dengan wudhu', meski amalan ini terkesan ringan dan ringkas, tetapi memiliki keutamaan yang besar tiada tara. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata'ala janjikan pada ayat diatas. Berikut ini kami sebutkan beberapa keutamaan wudhu', diantaranya:

1. Pembersih dari Noda-Noda Dosa dan Penambah Amal Kebajikan

Perlu kita sadari, bahwa manusia itu bukanlah makhluk yang sempurna, bahkan Allah subhanahu wata'ala sebagai Sang Khaliq (Pencipta) mensifati manusia dengan sifat yang sering lalai dan bodoh, sehingga sering terjatuh dalam perbuatan dosa dan kezhaliman. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala (artinya):
"Sesungguhnya manusia itu amat aniaya (zhalim) dan amat bodoh." (Al Ahzab: 72) Ditegaskan pula dalam hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, dari sahabat Anas bin Malik:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap anak cucu Adam pasti selalu melakukan kesalahan. Dan sebaik-baik mereka yang melakukan kesalahan adalah yang selalu bertaubat kepada-Nya." (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad Darimi)

Akan tetapi, dengan rahmat Allah subhanahu wata'ala yang amat luas, Allah subhanahu wata'ala memberikan solusi yang mudah untuk membersihkan diri dari noda-noda dosa diantaranya dengan wudhu'. Hingga ketika seseorang selesai dari wudhu' maka ia akan bersih dari noda-noda dosa tersebut.

Dari shahabat Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu' kemudian mencuci wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya tersebut setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya bersama air wudhu' atau bersama akhir tetesan air wudhu'. Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka akan keluar setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya tersebut bersama air wudhu' atau bersama akhir tetesan air wudhu'. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan keluar setiap dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudhu' atau bersama tetesan akhir air wudhu', hingga ia selesai dari wudhu'nya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa." (HR Muslim no. 244).

Subhanallah… sebuah rahmat dan kasih sayang yang sangat besar tiada tara yang diberikan Sang Rabbul 'Alamin kepada para hamba-Nya.

2. Anggota Wudhu' Akan Bercahaya Pada Hari Kiamat

Pada hari kiamat nanti, umat Nabi Muhammad Nabi shalallahu 'alaihi wasallam akan terbedakan dengan umat yang lainnya dengan cahaya yang nampak pada anggota wudhu'. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ

"Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu'." (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)

dalam riwayat yang lain:
Bagaimana engkau mengenali umatmu setelah sepeninggalmu, wahai Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam Seraya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjawab:

"Tahukah kalian bila seseorang memilki kuda yang berwarna putih pada dahi dan kakinya diantara kuda-kuda yang yang berwarna hitam yang tidak ada warna selainnya, bukankah dia akan mengenali kudanya? Para shahabat menjawab: "Tentu wahai Rasulullah." Rasulullah berkata: "Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu' mereka." (HR. Mslim no. 249)

Dalam hadits diatas menjelaskan bahwa umat Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam yang akan bercahaya nanti pada hari kiamat itu disebabkan karena amalan wudhu'. Tentunya, siapa yang tidak pernah berwudhu', maka bagaimana mungkin dia akan bercahaya yang dengan tanda itu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam akan mengenali sebagai umatnya?

3. Mengangkat Derajat Disisi Allah subhanahu wata'ala

Semulia-mulia derajat adalah derajat yang tinggi disisi Allah subhanahu wata'ala. Adapun seseorang yang meraih derajat tinggi dihadapan manusia itu belum tentu ia berada pada derajat tinggi disisi Allah subhanahu wata'ala. Maka dengan wudhu' yang sempurna akan dapat mengangkat derajat yang tinggi disisi Allah subhanahu wata'ala. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajatnya! Para shahabat berkata: "Tentu, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Menyempurnakan wudhu' walaupun dalam kondisi sulit, memperbanyak jalan ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, maka itulah yang disebut dengan ar ribath." (HR. Muslim no. 251)

Selain wudhu' memiliki keutamaan yang besar, wudhu' juga memilki peranan dan pengaruh penting pada amalan yang lainnya.
Coba perhatikan pada shalat lima waktu atau shalat sunnah lainnya yang kita kerjakan! Tidak akan sah shalat jika tanpa berwudhu' terlebih dahulu. Karena wudhu' merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Sebagaiamana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

"Tidaklah Allah menerima shalat seseorang apabila ia berhadats hingga dia berwudhu'." (HR Al Bukhari no 135 dan Muslim no 225 dari sahabat Abu Hurairah)
Demikian pula ijma' (kesepakatan) para 'ulama bahwasanya shalat tidak boleh ditegakkan kecuali dengan berwudhu' terlebih dahulu, selama tidak ada udzur untuk meninggalkan wudhu' tersebut (Al Ausath 1/107).

Berikut ini akan kami paparkan beberapa waktu disunnahkan (dianjurkan) untuk berwudhu'. Dengan ini kita akan mengetahui betapa tinggi peranan dan pengaruh dari sebuah amalan wudhu'. Sehingga kita tidak menganggapnya enteng. Diantara waktu yang disunnahkan untuk berwudhu', yaitu:

1. Berwudhu' Ketika Hendak Pergi ke Masjid

Termasuk sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berwudhu' sebelum berangkat shalat berjama'ah ke masjid. Yang memiliki pengaruh (nilai) yang lebih dibanding tidak berwudhu' sebelumnya. Yaitu Allah subhanahu wata'ala menjadikan barakah pada setiap langkah kaki kanan maupun kiri berupa pengahusan dosa dan penambahan pahala. Sebagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Apabila seorang dari kalian berwudhu', lalu ia menyempurnakan wudhu'nya, kemudian ia pergi ke masjid karena semata-mata hanya untuk melakukan shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kaki kirinya melainkan terhapus kejelekan darinya dan dituliskan kebaikan bersama langkah kaki kanannya hingga masuk masjid." (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir dari shahabat Ibnu Umar dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jami' no. 454)



2. Menyentuh Mushaf Al Qur'an

Al Qur'an adalah kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam sebagai kitab suci umat Islam. Dalam rangka memulikan Al Qur'an sebagai kalamullah (firman Allah) maka disunnhakan berwudhu' sebelum memegang kitab suci Al Qur'an ini. Al Imam Ath Thabrani dan Al Imam Ad Daraquthni meriwayatkan hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dari shahabat Hakim bin Hizam radhiallahu 'anhu:

لاَتَمُسُّ القُرآنَ إِلاَّ وَأَنْتَ طَاهِرٌ

"Janganlah kamu menyentuh Al Qur'an kecuali dalam keadaan suci".

Bagaimana jika hanya membacanya saja tanpa menyentuhnya, apakah hal ini juga disunnahkan (dianjurkan) oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam? Ya, hal itu disunnahkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana sabdanya:

"Sesungguhnya aku tidak menyukai berdzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci." (HR. Abu Daud dan An Nasa'i dari sahabat Ibnu Umar dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani).Tentunya, membaca Al Qur'an adalah semulia-mulia dzikir kepada Allah subhanahu wata'ala.

3. Berwudhu' Ketika Hendak Tidur

Termasuk sunnah Rasulullah adalah berwudhu' sebelum tidur. Hal ini bertujuan agar setiap muslim dalam kondisi suci pada setiap kedaannya, walaupun ia dalam keadaan tidur. Hingga bila memang ajalnya datang menjemput, maka diapun kembali kehadapan Rabb-Nya dalam keadaan suci.

Dan sunnah ini pun akan mengarahkan pada mimpi yang baik dan terjauhkan diri dari permainan setan yang selalu mengincarnya. (Lihat Fathul Bari 11/125 dan Syarah Shahih Muslim 17/27)

Tentang sunnah ini, Rasulullah telah menjelaskan dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari sahabat Al Barra' bin 'Azib, bahwasanya beliau berkata:

"Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu'lah sebagaimana wudhu'mu untuk shalat." (HR. Al Bukhari no. 6311 dan Muslim no. 2710)

Lebih jelas lagi, dari riwayat shahabat Mu'adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dalam keadaan dengan berdzikir dan bersuci, kemudian ketika telah terbangun dari tidurnya lalu meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, melainkan pasti Allah akan mengabulkannya." (Fathul Bari juz 11/124)

Demikianlah sunnah yang selalu dijaga oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam ketika hendak tidur, yang semestinya kita sebagai muslim meneladaninya. Bahkan ketika beliau terbangun dari tidurnya untuk buang hajat, maka setelah itu beliau berwudhu' lagi sebelum kembali ke tempat tidurnya. Sebagaimana yang diceritakan Abdullah Bin Abbas radhiallahu 'anhuma:
"Bahwasanya pada suatu malam Rasulullah pernah terbangun dari tidurnya untuk menunaikan hajat. Kemudian beliau membasuh wajah dan tangannya (berwudhu') lalu kembali tidur." (HR. Al Bukhari no. 6316 dan Abu Dawud no. 5043 dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 4217)

4. Berwudhu' Ketika Hendak Berhubungan Dengan Istri

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam juga memberikan bimbingan bagi para pasutri (pasangan suami istri) ketika hendak bersetubuh. Hendaknya bagi pasutri berdo'a sebelum melakukannya, dengan doa' yang telah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam:

بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

"Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkan (gangguan) setan terhadap apa yang Engkau rezikan kepada kami." (HR. Al Bukhari no. 141)

Kemudian ketika sudah usai dan ingin mengulanginya lagi maka hendaknya keduanya berwudhu' terlebih dahulu. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seseorang telah berhubungan denga istrinya, kemudia ingin mengulanginya lagi maka hendaklah berwudhu' terlebih dahulu." (HR. Muslim no 308, At Tirmidzi, Ahmad dari Abu Sa'id Al Khudri dan dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Ats Tsamarul Mustathob hal.5)
Dengan tujuan agar setan tidak ikut campur dalam acara yang sakral ini dan bila dikarunia anak, maka setan tidak mampu memudharatkannya.

Para pembaca, bila kita baca biografi para 'ulama, maka kita dapati mereka amat bersungguh-sungguh menjaga wudhu'nya dalam setiap keadaan. Sebagai contoh, Al Imam Asy Syathibi. Beliau adalah seorang yang buta, akan tetapi tidaklah beliau duduk disuatu majlis ilmu, kecuali beliau selalu dalam keadaan suci. Bahkan diantara 'ulama ada yang tidak mau membaca hadits-hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam hingga mereka berwudhu' terlebih dahulu. Bukan karena mereka berpendapat wajibnya berwudhu' ketika hendak membaca hadits, akan tetapi yang mendasari hal itu adalah kesungguhan mereka untuk memuliakan ilmu dan untuk mendapatkan keutamaan yang besar dalam wudhu'.

Akhir kata, wudhu' bukanlah amalan yang remeh bahkan amalan yang besar disisi Allah subhanahu wata'ala. Sehingga mendorong kita untuk selalu dalam kondisi suci (berwudhu') dan berupaya bagaimana berwudhu' dengan sempurna yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Maka ikutilah pada edisi-edisi mendatang yang insya Allah akan menampilkan sebuah tema menarik tentang taca cara wudhu' yang sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

LOVE

Cinta adalah membuang sifat egois,,,,memberi tanpa menoleh kebelakang,,,cinta mengajarkan kepada kita untuk tetap sabar dan ikhlas ,,,Jadi, biarkan cinta yang memilihkan seseorang untuk kita bukan kita yang memilih seseorang untuk dicintai,,,Semoga hari ini penuh dengan cinta sejati kita yakni cinta yang abadi kepada Allah SWT.....Amiin.